Putraspin Pertama Kali Ditemukan Dimana Di Indonesia

Putraspin Pertama Kali Ditemukan Dimana Di Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Ada banyak pertanyaan dimana bangsa Barat pertama kali mendarat di Indonesia. Agar lebih jelas, ini sejarah dan latar belakang bangsa Barat datang ke Indonesia.

Siapa yang dimaksud dengan bangsa Barat adalah orang yang berasal dari benua Eropa hingga Amerika. Istilah ini kerap digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk merujuk pada bangsa dari Eropa hingga Amerika.

Awal kedatangan Portugis di Malaka

Pencarian rempah-rempah menjadi latar belakang kedatangan Portugis ke Malaka.

Pada masa imperialisme kuno, Portugis dan Spanyol menjadi dua kerajaan Katolik yang paling maju dalam kekuatan armada laut, teknologi navigasi, dan perkapalan.

Bangsa Portugis dan Spanyol pun menjadi pelopor penjelajahan samudera pada masa itu.

Hingga pada akhirnya, Raja Portugal mendengar laporan-laporan dari pedagang Asia tentang kekayaan rempah-rempah yang sangat besar di Malaka.

Raja Portugal kemudian mengutus Diogo Lopes de Sequeira berlayar ke Malaka dengan misi menjalin persahabatan dengan penguasa daerah itu.

Pada 1509, Portugis pun akhirnya menjadi bangsa Eropa pertama kali yang tiba di Indonesia, tepatnya di Malaka.

Kedatangan Portugis pun sempat disambut baik oleh penguasa Malaka, Sultan Mahmud Syah.

Namun, Sultan Mahmud kemudian memerangi Portugis setelah diyakinkan oleh komunitas pedagang Islam Interasional bahwa kedatangan bangsa Eropa itu merupakan ancaman bagi Malaka.

Mendapatkan perlawanan itu, Portugis kemudian justru bertekad menaklukkan Malaka demi memperkuat kedudukan dan menguasai rempah-rempah.

Afonso de Albuquerque kemudian memimpin pasukan Portugis yang diperkuat 1.200 orang dalam 17 atau 18 kapal untuk menyerang Malaka, Mereka mulai berlayar dari Portugis pada April 1511.

Pertempuran pun terjadi sepanjang Juli hingga Agustus 1511 hingga Portugis akhirnya menang.

Baca juga: Benarkah Relief Candi Penataran Bukti Penaklukan Bangsa Maya?

KOMPAS.com - Kerajaan-kerajaan di Nusantara mulai berubah menjadi kesultanan pada abad ke-13.

Perubahan menjadi kesultanan dan pemakaian gelar sultan oleh para penguasanya merupakan salah satu bukti awal mengenai islamisasi di Asia Tenggara.

Raja Islam di Indonesia yang pertama kali memakai gelar sultan adalah Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh.

Sultan Malik as-Saleh adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai, yang diyakini sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Baca juga: Apa Kerajaan Islam Pertama di Indonesia?

Sejarah pemakaian gelar sultan di Indonesia

Pada asalnya, sultan diartikan sebagai kekuasaan. Namun, pada masa Dinasti Seljuk mengungguli Kekhalifahan Abbasiyah, gelar sultan berubah makna menjadi penguasa.

Gelar sultan semakin populer digunakan oleh para penguasa kesultanan pada masa pemerintahan Dinasti Mamluk di Mesir (1250-1517) dan mencapai puncaknya pada masa kekuasaan Turki Ottoman.

Di antara para penguasa Turki Ottoman atau Kesultanan Utsmaniyah, Bayazid I (1389-1402) yang kali pertama memakai gelar sultan.

Di Indonesia, raja Islam yang pertama kali memakai gelar sultan adalah Meurah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, seperti tertera pada nisan kuburnya.

Sultan Malik as-Saleh adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai yang berkuasa antara tahun 1267 hingga 1297.

Baca juga: Hikayat Raja-raja Pasai: Isi dan Ringkasan Ceritanya

Dari Hikayat Raja-Raja Pasai diketahui bahwa Meurah Silu masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekkah.

Meurah Silu kemudian diberi gelar Sultan Malik as-Saleh dan gelar itu tercantum dalam nisannya yang terdapat di kampung Samudra, Lhokseumawe, Provinsi Aceh.

Setelah itu, raja-raja Muslim di Nusantara umumnya juga menggunakan gelar sultan.

Penulis dan bendahara Portugis, Tome Pires, dalam catatannya menyebut bahwa pada abad ke-16, para penguasa Muslim yang utama di Nusantara semuanya memakai gelar sultan, sedangkan raja-raja kecil cukup puas dengan gelar raja.

Kerajaan Samudra Pasai, ditinjau dari segi geografi dan sosial-ekonomi, merupakan daerah penting yang menghubungkan Nusantara dengan India dan Arab, sehingga lebih dulu tersentuh pengaruh Islam.

Di Jawa dan Sulawesi, gelar sultan baru dipakai pada sekitar permulaan abad ke-17.

Berdasarkan himpunan hukum adat Aceh yang tercantum dalam Adat Makuta Alam yang tersusun lengkap pada masa Sultan Iskandar Muda, pengangkatan sultan melalui serangkaian prosesi.

Baca juga: Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Menurut lembaran sejarah adat yang berdasarkan hukum (Syara'), dalam pengangkatan sultan harus semufakat hukum dengan adat.

Oleh karena itu, ketika dinobatkan, sultan berdiri di atas tabal, ulama memegang Al Quran berdiri di kanan, perdana menteri yang memegang pedang berdiri di kiri.

Pada umumnya, di tanah Aceh, pangkat sultan turun kepada anak.

Sultan diangkat oleh rakyat atas mufakat dan persetujuan ulama dan orang-orang besar cerdik pandai.

Adapun orang-orang yang diangkat menjadi sultan dalam hukum agama harus memiliki syarat-syarat bahwa ia mempunyai kecakapan untuk menjadi kepala negara, cakap mengurus negeri, hukum dan perang, sera mempunyai kebijaksanaan dalam hal mempertimbangkan dan menjalankan hukum adat.

Bangsa Barat Manakah yang Pertama Kali Datang di Indonesia?

Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia di daerah Malaka pada tahun 1511. Jadi, dimana bangsa Barat pertama kali mendarat di Indonesia adalah di Malaka.

Kemudian, bangsa Barat yang tiba di Indonesia selanjutnya adalah Spanyol tepatnya di Tidore, Maluku pada tahun 1521. Lalu, disusul oleh negara Belanda di Pelabuhan Banten pada tahun 1596.

Tujuan Belanda Mendirikan VOC pada Tahun 1602 Adalah Apa?

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Laporan Wartawan Tribun Timur, Nur Fajriani R

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jika mendengar nama Timezone tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Merupakan tempat hiburan dan bermain game bersama keluarga. Tersebar di mall yang ada di Indonesia, termasuk di Makassar

PT Matahari Graha Fantasi adalah perusahaan patungan antara LAI Asia Pte Ltd (Industri Hiburan dan Sekutu) Singapura dan PT Nadya Prima Indonesia.

Termasuk pelopor dalam industri pusat hiburan keluarga, pusat pertama Time Zone dibuka pada tahun 1995 di Legian, Bali. Lebih dari dua dekade kemudian, Anda dapat menemukan pusat Timezone di 23 provinsi di seluruh Indonesia.

Seperti yang dilansir dari timezone.co.id  Timezone menghadirkan beberapa jenis  permainan. Diantaranya

* Double Cube merupakan mesin dengan cabinet transparan, jadi anda bisa mengukur dan memposisikan capitan untuk mendapatkan mainan yang lucu.

* Shining Maxi, mesin terlihat cerah dengan perubahan lampu LED dapat berbeda-beda, dan memiliki area hadiah besar untuk mengambil hadiah dengan mudah.

* Crazy tower dengan layar hologram di empat Sisi yang Menakjubkan "3D". Para pemain ditantang untuk memperhatikan dengan benar untuk menyusun hologram agar menjadi menara yang indah, dapatkan poin tertinggi di permainan ini.

* Maximum Tune 5DX, Pilih mobil favorit Anda dan gunakan pada salah satu track balapan terbaru dari maximum tune 5dx+. Battle dengan peserta lain untuk berlomba. Beli Bana Passport card dan simpan catatan dari mobil anda, jarak dan informasi lainnya.

Pusat permainan Timezone mengakui pentingnya bermain dalam kehidupan anak-anak dan secara aktif mendorong kesenangan sambil memberikan pengalaman pendidikan.

Slogan Timezone, Time for Fun, tercermin dalam komitmen perusahaan untuk menyediakan pusat hiburan berkualitas yang menampilkan permainan eksklusif, peluang pendidikan, dan layanan pelanggan yang unggul .

Timezone merupakam perusahaan pusat hiburan keluarga yang menampilkan game-game terbaru dan paling eksklusif yang dirancang untuk memberikan kesenangan sambil membantu mendorong pembelajaran pada anak-anak.

Sasar Remaja dan Dewasa Muda

Bangsa Portugis Pertama Kali Mendarat Di Indonesia Di Daerah

KOMPAS.com - Portugis adalah bangsa Eropa yang kali pertama mendarat di Indonesia.

Bangsa Portugis diperkirakan tiba di Malaka pada 1509. Pada awal kedatangannya, Portugis hanya berniat untuk berdagang di Indonesia.

Kedatangan Portugis pun sempat disambut ramah oleh pribumi Nusantara.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Portugis berniat menguasai Indonesia dengan memonopoli rempah-rempah.

Baca juga: Tujuan Bangsa Portugis ke Indonesia

Belanda Menyerah kepada Jepang di Indonesia pada Tanggal Berapa? Ini Sejarahnya